Perang Dagang Mengguncang Dunia: China Balas AS dengan Tarif dan Investigasi Google!

0
393ed890-7cf1-4b2e-86b0-ade978d2e3c0_169

Ketegangan perdagangan antara China dan Amerika Serikat (AS) kembali meningkat setelah China mengumumkan langkah balasan terhadap tarif impor yang dikenakan oleh AS. Selain itu, China juga memulai investigasi terhadap perusahaan teknologi besar AS, Google, yang terkait dengan dugaan pelanggaran aturan persaingan. Tindakan ini diambil sebagai respon terhadap tekanan yang dialami perusahaan teknologi China.

Dalam pernyataan resmi dari Kementerian Perdagangan China pada Minggu (
Februari 2025), pemerintah mengumumkan bahwa mereka akan mengenakan tarif tambahan sebesar 25% pada lebih dari 100 produk asal AS, termasuk kendaraan listrik, bahan kimia, dan produk pertanian. Kebijakan ini merupakan balasan atas keputusan AS yang menaikkan tarif impor terhadap produk-produk China senilai miliaran dolar.

“China tidak akan tinggal diam menghadapi tindakan sepihak oleh AS yang merugikan kepentingan ekonomi kami. Kami akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi industri domestik dan hak-hak kami,” ujar juru bicara Kementerian Perdagangan China.

Selain pengenaan tarif, China juga mengumumkan investigasi terhadap Google terkait dugaan praktik monopoli dan pelanggaran aturan persaingan. Otoritas regulasi China menuduh Google menyalahgunakan posisi dominannya di pasar untuk menghalangi persaingan yang sehat. Investigasi ini dipandang sebagai bagian dari respons China terhadap tekanan AS terhadap perusahaan teknologinya, seperti Huawei dan TikTok.

“Kami akan memastikan bahwa semua perusahaan, baik domestik maupun asing, mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku di China. Tidak ada perusahaan yang diperbolehkan melanggar aturan persaingan,” tegas pejabat dari otoritas regulasi China.

Ketegangan perdagangan antara China dan AS telah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir, dengan kedua negara saling mengenakan tarif dan pembatasan perdagangan. Konflik ini tidak hanya memengaruhi hubungan bilateral, tetapi juga berdampak pada stabilitas ekonomi global.

Menurut analis ekonomi, eskalasi perang dagang ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi global, terutama di tengah upaya pemulihan pasca-pandemi. “Perang dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia ini menciptakan ketidakpastian yang signifikan bagi pasar global. Dampaknya dapat dirasakan oleh banyak negara, termasuk Indonesia,” ungkap Bhima Yudhistira, ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef).

Sementara itu, pemerintah Indonesia menyerukan agar kedua negara segera menyelesaikan perselisihan mereka melalui dialog dan negosiasi. “Kami berharap China dan AS dapat menemukan solusi yang menguntungkan kedua belah pihak. Konflik ini tidak hanya merugikan kedua negara, tetapi juga berdampak pada stabilitas ekonomi global,” kata Menteri Perdagangan Indonesia, Zulkifli Hasan.

Dengan ketegangan yang semakin meningkat, masyarakat internasional memperhatikan perkembangan situasi ini dengan seksama. Banyak yang berharap agar kedua negara dapat menjauh dari eskalasi lebih lanjut dan kembali ke meja perundingan untuk mencari solusi damai. Namun, jika konflik ini berlanjut, dampaknya terhadap perekonomian global bisa semakin parah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *